Dinamika seni rupa
kontemporer Indonesia yang diyakini sebagai bagian dari praktek kebudayaan,
telah menggulirkan upaya-upaya untuk mencari dan membangun posisi dan relasi
antara proses artistik dan proses sosial, melalui berbagai macam perluasan
arena eksperimentasi artistik dengan membentuk jaringan-jaringan penghubung ke
medan sosial budaya yang lainnya. Namun, proses perluasan arena tersebut tidak
bisa dimaknai sekedar sebagai kejadian perluasan ladang pencarian sumber-sumber
gagasan, melainkan terjadinya rekonstruksi medan (baik di dalam medan sosial
kesenian itu sendiri maupun medan sosial yang lebih luas), dari relasi-relasi
arena-arena lokal menuju ke arena global. Di arena baru itulah, seniman harus
mengalami interaksi, distribusi, dan transaksi material dan ideologi dengan
hal-hal di luar area otonomnya. Seniman sebagai subjek pun dihadapkan pada
realita majemuk nan kompleks. Bidang telaah yang begitu luas, menjanjikan
kesejahteraan bagi proses pembangunan gagasan dan produktifitas kekaryaan bagi seniman.
Berdasarkan pada pembacaan tersebut Rumah Seni Cemeti menggagas Router Art
Project.
Router Art Project adalah perangkat kerja yang beroperasi di jaringan artistik,
yang memfasilitasi penjelajahan batas-batas antar berbagai disiplin seni (seni
rupa, seni pertunjukan, film, musik, video, dsb) dan lebih jauh lagi merambah
ke medan gagasan yang lebih luas. Terjadinya sinergi dan atau tegangan yang
terjadi di dalam level gagasan, diyakini akan membawa perspektif dan
temuan-temuan baru yang akan mempengaruhi praktek kerja artistik para seniman
partisipan.
Router Art Project melibatkan 5 (lima) seniman dari berbagai macam disiplin seni, yang
diseleksi oleh Rumah Seni Cemeti.Terpilihlah Akiq AW (fotografi & video), Doni Maulistya (fotografi, video dan instalasi), Natasha Gabriella Tontey (grafis, instalasi, video), Otniel Tasman (tari dan penata tari) dan Ratu R. Saraswati (cetak grafis dan performance)
Proyek seni ini akan dilaksanakan melalui tiga tahap, (1) Kelima seniman partisipan didampingi oleh Rumah Seni Cemeti akan dipertemukan di level gagasan dalam bentuk interaksi organik, dimana berbagai macam platform dialog interaksi dan cara-cara penggalian gagasan akan dibangun sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap seniman, (2) Setelah melakukan pertukaran dan penjelajahan, para seniman partisipan didorong dan difasilitasi untuk menyusun dan mewujudkan gagasan-gagasannya ke dalam praktek kerja penciptaan, baik secara individu maupun kolaboratif, (3) Seniman partisipan didorong untuk menemukan format presentasi dalam berbagai macam bentuk yang kreatif dan inovatif (open studio, pameran, pertunjukan, diskusi, performance, dsb).