Thursday, November 27, 2008

PHOTOGRAPJAZZ di NGAYOGJAZZ

Photobucket

Ngomong-ngomong soal jazz memang tidak ada habisnya. Dari asal mula munculnya jazz hingga salah kaprah tentang jazz diindonesia. Bicara soal salah kaprah jazz di indonesia, Djaduk Ferianto dan WartaJazz.com sepakat untuk memarginalkan jazz dan mengengembalikan jazz itu sediri kepada masyarakat dengan penuh kebebasan.
Jazz di indonesia yang selama ini di anggap sebagai musik kalangan mapan dan bertaraf ekonomi tinggi dibalikan keadaanya seperti semula menjadi Jazz Yang Merakyat,Bebas,Murah, dan juga memiliki nilai budaya tradisional.
Pertunjukan Jazz yang digarap dengan inisial Ngayogjazz ini mampu membalikan mata masyarakat dan pecita musik jazz untuk kembali "ngasor" bersama musik jazz. "Jazz Itu berasal Kampung dan sekarang kembali kekampung.. " ungkap Iga Mawarni sebelum memulai penampilannya di Ngayogjazz 2008 yang di adakan di Desa Wisata Tembi Bantul.
JavaJazz dan JakJazz, 2 acara jazz yang dikenal dengan tiket masuknya yang mahal ini mungkin bukan tandingan untuk ngayogjazz yang gratisan. Secara pengalaman 2 event tersebut senior dan lebih besar ruang lingkupnya hingga ke tingkat internasional. "Ya..kalo bisa sih ngayogjazz juga bisa menjadi event kelas dunia" tanggap seorang penonton saat menanggapi pertanyaan tentang harapan untuk ngayogjazz disela-sela kesibukannya menikmati ngayogjazz.
Acara yang diramaikan dengan 5 panggung dan 19 penampilan dan diangakat dengan tema "Njajazz Desa Milang Kori" pada tahun 2008, akan menjadi acara tahunan yang juga akan di dukung oleh pemkab Bantul. Kepedulian inilah yang akan menjdai titik tolak kembalinya Jazz yang "ngasor" dan terus berkolaborasi dengan budaya lokal.

JAZZ IS YOU!

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket